BOGOR, JAWA BARAT — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap kasus yang menimpa Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana atau yang dikenal sebagai Gus Miftah, dapat menjadi pembelajaran penting terkait pentingnya mengontrol diri saat berada di hadapan publik.
"Apapun ini juga pembelajaran buat Gus Miftah bahwa ketika menjadi pejabat atau figur publik seperti ini, harus ada pengendalian diri," ujar Menag Nasaruddin Umar saat ditemui di Bogor, Rabu (5/12).
Kasus ini bermula dari komentar Gus Miftah terhadap seorang pedagang es teh bernama Sunhaji dalam sebuah acara yang kemudian menuai reaksi negatif di media sosial. Banyak pihak, khususnya warganet, menilai pernyataan tersebut kurang pantas, terutama dalam forum publik.
Menag Nasaruddin menekankan bahwa seorang pejabat atau publik figur membawa identitas yang melekat pada masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, pengendalian diri sangat diperlukan untuk menghindari tindakan atau ucapan yang berpotensi menimbulkan salah persepsi.
Namun, Nasaruddin juga mengingatkan bahwa Gus Miftah memiliki berbagai peran, termasuk sebagai penceramah, Utusan Khusus Presiden, pelawak, dan pimpinan pondok pesantren. Menurutnya, publik perlu memahami konteks Gus Miftah dalam kapasitas formal maupun informal.
"Jangan sampai kita melihat Gus Miftah hanya dengan perspektif formal saja, karena dia juga seorang seniman. Dan seniman itu sulit diukur dalam konteks yang kaku," tambah Nasaruddin.
Presiden Prabowo Subianto Tegur Gus Miftah
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto turut memberikan perhatian terhadap kasus ini. Melalui Sekretaris Kabinet, Presiden menegur Gus Miftah dan meminta agar ia segera meminta maaf kepada Sunhaji atas pernyataan yang dianggap menyinggung.
"Presiden telah memberikan teguran melalui Sekretaris Kabinet agar Gus Miftah segera meminta maaf secara langsung kepada Bapak Sunhaji, yang kemungkinan besar merasa terluka oleh kejadian tersebut," ungkap Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi.
Presiden juga menekankan pentingnya menghormati rakyat kecil, termasuk pedagang kaki lima, nelayan, dan petani yang bekerja keras mencari nafkah halal bagi keluarga mereka. Hasan menambahkan, Kepala Negara meminta Gus Miftah untuk secara pribadi menemui Sunhaji di kediamannya di Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Kejadian ini menjadi perhatian luas publik dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga sikap dan perkataan, terutama bagi figur publik yang membawa nama besar di tengah masyarakat. (*)